Fakta Kalung Antivirus Corona Kementan Dan #KalungAntiBego

  • Whatsapp
Kalung Antivirus

BASINGBE.com – Hastag #KalungAntiBego menjadi trending di twitter pada hari ini, Sabtu, 04/07/2020. Dalam beberapa postingan di Twitter #KalungAntiBego dikaitkan dengan wacana Kementrian Pertanian untuk memproduksi kalung penangkal Virus Corona.

Bacaan Lainnya

Produksi kalung penangkan Virus Corona  berbasis tanaman atsiri (eucalyptus) yang dikemas dalam bentuk kalung rencananya akan diproduksi secara masal pada bulan agustus mendatang.

Produk tersebut diklaim sebagai ‘antivirus’ Corona buatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan. Namun mengenai khasiat kalung antivirus tersebut mengundang tanda tanya, seperti yang dicuitkan oleh @Etekewer_Reborn

Untuk menjawab keraguan mengenai Kalung Antivirus Corona mari kita simak penjelasan berikut dilansir dari laman resmi Kementrian Pertanian.

Update Klasemen Liga Top Eropa

Jadwal, Klasemen uptodate setiap hari. Basingbe.com Baca Singkat Berita

Kementan Meluncurkan Inovasi Antivirus Berbasis Eucaliptus

Pada bulan Mei 2020 Kementerian Pertanian resmi meluncurkan inovasi antivirus berbasis eucalyptus. Antivirus tersebut merupakan buatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan. Dan produk tersebut saat ini telah berhasil mendapatkan hak patennya. 

Perjanjian Lisensi Formula Antivirus

Selain mematenkan produk tersebut, Kementan juga menggandeng PT Eagle Indo Pharma untuk pengembangan dan produksinya. Penandatanganan perjanjian Lisensi Formula Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus antara perwakilan Balitbangtan dan PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang) dilaksanakan di Bogor pada pertengahan Mei lalu. 

Mendukung Karya Anak Bangsa

Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan langkah ini ditujukan sebagai bagian dari ikhtiar pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menyikapi pandemi covid yang tengah mewabah, langkah ini juga diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menghargai dan mendukung karya anak bangsa.

Eucaliptus Mampu Melegakan Saluran Pernapasan

Eucalyptus selama ini dikenal mampu bekerja melegakan saluran pernapasan. Selain itu, mampu untuk menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut. Menurut Fadjry minyak atsiri eucalyptus citridora bisa menjadi antivirus terhadap virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus. 

Mampu Membunuh 80-100 Persen Virus

Penemuan tersebut disimpulkan melalui uji molecular docking dan uji in vitro di Laboratorium Balitbangtan. Ia menjelaskan laboratorium tempat penelitian eucalyptus telah mengantongi sertifikat level keselamatan biologi atau biosavety level 3 (BSL 3) milik Balai Besar Penelitian Veteriner. Virologi Kementan pun sudah melakukan penelitan sejak 10 tahun lalu dan tak asing dalam menguji golongan virus corona seperti influenza, beta corona dan gamma corona.

“Setelah kita uji ternyata Eucalyptus sp. yang kita uji bisa membunuh 80-100 persen virus mulai dari avian influenza hingga virus corona. Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus” bebernya. 

Bahan Aktif “Cineol-1,8”

Bahan aktif utamanya, terdapat pada cineol-1,8 yang memiliki manfaat sebagai antimikroba dan antivirus melalui mekanisme M pro. M pro adalah main protease (3CLPro) dari virus corona yang menjadi target potensial dalam penghambatan replikasi virus corona. 

Penelitian menunjukkan Eucalyptol ini berpotensi mengikat protein Mpro sehingga menghambat replikasi virus. Manfaat tersebut dapat terjadi karena 1,8 cineol dari eucalyptus disebut eucalyptol dapat berinteraksi dengan transient receptor potential ion chanel yang terletak di saluran pernapasan.

Banyak Negara Berlomba Menemukan Antivirus Corona

Terkait dengan banyaknya keraguan terhadap antivirus ini, Fadjry mengatakan hingga saat ini, banyak negara yang berlomba-lomba menemukan antivirus corona, begitupun di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian dan Lembaga (K/L) terus mencoba mencari cara dan menemukan obat untuk mencegah serta menangani virus corona (Covid-19) yang masih mewabah di Indonesia. 

“Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas, secara laboratorium secara ilmiah kita bisa buktikan. paling tidak ini bagian dari upaya kita, minyak eucalyptus ini juga sudah turun menurun digunakan orang dan sampai sekarang tidak ada masalah. sudah puluhan tahun lalu orang mengenal eucalyptus atau minyak kayu putih, meskipun berbeda sebenarnya, tetapi masih satu famili hanya beda genus di taksonomi” papar Fadjri Djufry.

Editor : SS. Budi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *