BASINGBE.com – Setiap kaki memiliki tujuan yang berbeda. Setiap tangan tak pernah melupakan untuk berjaga-jaga. Memohon pada yang kuasa. Berterima kasih tanpa jeda. Memohon ampun atas segala dosa. Apapun yang akan terlewati adalah sebaik-baik jalan yang harus diterima.
Suasana jam-jam gawat bagi saluran yang jadi jalan tiap-tiap suap yang mengandung rasa-rasa menyenangkan lidah, perut, dan juga ketenangan jantung yang menopang keberlangsungan adaptasi di setiap hari. Tidak meyakinkan memang jika mulut-mulut menyuarakan kerinduan pada masa yang ternyata bukan hanya lama tapi begitu lama telah membuat sebagian cerita yang sudah nyaman dengan keadaan harus berpindah latar.
Setiap inti kehidupan membawa pengajaran. Makanya suatu saat akan ada rangkuman peristiwa yang disebut sebagai kenangan. Bisa jadi indah dan membahagiakan. Bisa pula menyayat hati menyedihkan. Terlepas dari setiap hal yang terjadi. Memang hidup sudah selayaknya seperti ini.
Beberapa hal dalam hidup memang terkadang hanya nampak sebagai formalitas belaka. Itu menurut mata-mata dan kaki-kaki yang menyaksikan bahwa jalanan memang tidak selalu menyuguhkan camilan manis nan legit seperti jajananmu kala sekolah dasar.
Masalah demi masalah sudah pasti. Segala kemungkinan bisa saja menimpa diri. Apapun itu, menjadi manusia adalah menjadi ahli. Ahli bersyukur dan menyadari. Bahwa jalan hidup adalah bagaimana kita meletakkan persepsi. Pada setiap sudut keromantisan yang hakiki.
“Ah, pasti bohong,” ucap satu dua manusia. Ya memang ada sedikit benarnya, tapi juga tidak berarti hanya membual. Jadi, masa-masa semacam apapun itu hanya salah satu dari banyak pengiring yang membuat manusia menjumpai koma-koma baru. Lagi dan lagi. Sekali, dua kali, berkali-kali.
Penulis : Slamet Setya Budi
