Alam Raya Mendesak Mengabarkan Cinta Lewat Desir Angin

  • Whatsapp

BASINGBE.com – Bulan bersinar terang diwaktu itu jangkrik tak lagi bernyanyi di malam itu dan malam pun telah kehilangan sunyi. Ketika itu pun sayap kelelawar kelelawar tak berguna lagi menghangatkan bayi. Ketika gugusan bintang menjadi pedoman nasib, remaja melenggang genit di sebuah toko melewati tangga dengan lenggok goyangan pinggulnya.

Sebelum itu, di simpang tugu pahlawan matahari terlihat menutup kelopak matanya sehingga alis tebal dan bola mata yang besar menghilang dari pandangan. Para petani terlanda paceklik, Nelayan pun merasakan sakit ketika ikannya hilang dimakan gelap nya racun air yang mengitari ikannya. Ketika padang pertempuran didatangi gerombolan burung bangkai, para kesatria mengambil sarung pedangnya lalu pedang nya menghilang ditelan sarungnya.

Bacaan Lainnya

Setelah malam semakin larut membawa hamba- hamba kehidupan tertidur pulas ketika palu-palu keadilan meniduri uang sogokan. Seorang pejuang kehidupan berkata dan tercetus dalam hatinya “kemana kucari keadilan ketika kalah dan menang melebur dalam cita-cita”. Ketika itu pun dirasakan berlindung pada cinta yang patah.

Wajah cinta yang terlalu kuat sehingga dapat menutupi dan menyemayamkan rasa luka yang amat pedih. Namun alam raya mendesak, mengabarkan cinta yang lewat desir angin dan ombak yang bergelombang sehingga sampai ke muara. Tersiarnya kabar cinta yang luka itu tersiar akibat teledor nya para hamba-hamba kehidupan yang membiarkan luka itu terus menganga dan terbuka lebar sehingga bakteri dan kuman menjadi peliharaan luka yang menganga.

Harapan terpancar pada kening yang berkerut ketika kelopak mata menggoyangkan alis yang tebal dan membiarkan bola mata itu menonton film-film kehidupan ketika mentari datang lagi setelah hilang dengan datang nya malam. Kening yang berkerut pun berharap akan ada cahaya bintang ataupun kecerahan sinar mentari yang mengeringkan luka sehingga tidak ada lagi luka yang menganga.

Selamat pagi tugu pahlawan, semoga kau selalu tersenyum melihat hamba-hamba kehidupan berperang dengan kening-kening yang berkerut dan menemui pada puncak klimaks nya sehingga tampak wajah kelelahan dan kepuasan sehingga kebahagiaan tersendiri bagi penikmatnya.

Muara Tebo, 21 November 2020
Penulis : DS

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *