Pendukung Trump Belum Terima Hasil Pilpres, Apa Yang Terjadi di AS?

  • Whatsapp

BASINGBE.com – Pendukung Trump belum bisa menerima kenyataan bahwa Biden telah memenangi Pilpres AS. Mereka demo di penjuru AS menolak kekalahan.

Ricuh itu berlangsung karena protes dari pendukung Donald Trump yang menolak pengesahan kemenangan Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikat 2020.

Bacaan Lainnya

“Ini belum berakhir!” teriak pendukung Trump seperti dilansir AP, Minggu (8/11/2020).

Mereka juga terus menyerukan ‘ini belum berakhir’. Sementara itu, Polisi harus memisahkan pendukung Trump dan pendukung Biden. Para pendemo yang notabene pendukung Trump meyakini adanya kecurangan dalam Pilpres As pada November 2020 silam.

“Ada kecurangan pemilu di sini,” kata warga Tenesse bernama Jordan Kelley (29) yang datang khusus ke Atlanta untuk demo dukung Trump.

Selain itu, Kepala Departemen Kepolisian Metropolitan, Washington DC, Ropert Contee mengatakan sebanyak 13 orang ditangkap pada protes ricuh di Gedung Capitol, Amerika Serikat. Mereka yang ditangkap adalah perusuh.

“Kami melihat 13 penangkapan, saya harus menambahkan catatan yang sangat penting di sini bahwa tidak ada penangkapan terhadap warga DC, semua individu yang ditangkap semua dari luar, luardaerah, ” kata Contee dilansir CNN, Kamis (7/1/2021).

Contee mengatakan beberapa petugas sedang dirawat karena cedera dan pihak berwenang telah menyita beberapa senjata saat kerusuhan terjadi di luar Capitol AS.

Selain para pemrotes, sejumlah petugas kepolisian juga ikut terluka akibat kerusuhan tersebut. CNN melaporkan satu anggota polisi dikabarkan mengalami luka cukup serius hingga harus dibawa ke rumah sakit.

Petugas pemadam kebakaran dan layanan darurat DC turut mengangkut banyak orang ke rumah sakit daerah akibat cedera hingga serangan jantung dari sekitar Gedung Capitol.

Dengan adanya kejadian kerusuhan di sejumlah wilayah di Amerika Serikat, Twitter telah mengunci akun Presiden AS Donald Trump selama 12 jam setelah ngetweet yang memberikan dukungan pada aksi kekerasan di Gedung Capitol, Washington.

Twitter akan meminta Trump menghapus beberapa tweet yang berusaha mendelegitimasi hasil pemilihan presiden setelah para pendukungnya menyerbu gedung DPR AS pada Rabu petang (6/1/2021) waktu setempat.

Dalam video yang dia bagikan di media sosial, Trump mendesak para pendukungnya untuk ‘pulang’. Tetapi dia juga memberikan legitimasi pada kebohongan yang memicu upaya kerusuhan, menyebut pemilu tersebut ‘dicuri’ dan memberi tahu massa yang marah, ‘kami cinta kamu’.

Kemudian pada hari Rabu, Trump kembali secara keliru mengklaim ‘kemenangan pemilihan’-nya dan ‘dengan kejam’ dilucuti.

Selain Twitter, Facebook dan YouTube juga telah menghapus sebuah kiriman video dari akun Trump di mana dia memuji para pengunjuk rasa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *