BASINGBE.com – Seorang ibu benama Enah asal Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang harus merelakan bayi kembarnya meninggal. Meninggalnya bayi yang dikandungnya yakni disebabkan karena penanganan yang kurang cepat mengingat Enah memiliki resiko tinggi.
Hamdan, selaku Kepala Puskesmas Sindangresmi menuturkan bahwa pihaknya menerima pasien atas nama Enah. Namun sayang bayi kembar yang dikandungnya tidak dapat tertolong.
“Iya, pasien yang mau melahirkan itu ditandu warga. Tapi setelah lahir, kedua anak kembar (Anak Enah) meninggal dunia,” jelas Hamdan kepada wartawan, Senin (3/5/2021) dilansir dari Bantennews.co.id.
Masih di media yang sama, lebih lanjut Hamdan mengatakan bahwa kematian bayi kembar tersebut kemungkinan karena terlambat mendapatkan pertolongan dari petugas kesehatan lantaran perjalanan jauh yang harus ditempuh. Ditambah lagi dengan usia kandungan yang baru menginjak 6 bulan menjadi penyebab lain.
Dijelaskan bahwa, kedua bayi kembar dari pasien itu meninggal di dalam kandungan, namun proses persalinan berjalan normal tidak harus dilakukan operasi cesar. Saat ini ibu hamil tersebut sudah dibawa pulang dengan kondisi baik.
“Meninggalnya saat di dalam kandungan dan lahir prematur, karena usia kehamilan baru berjalan 6 bulan,” katanya.
Sebelumnya, Ibu Enah terpaksa harus ditandu menuju Puskesmas Sindangresmi karena akses jalan rusak dan sulit dilalui kendaraan.
Pada saat ditandu oleh warga untuk menyusuri jalan setapak sepanjang 4 kilometer, Ibu Enah sempat terjatuh karena kain sarung yang digunakan robek akibat tidak mampu menahan beban tubuhnya.
Kejadian warga miskin ditandu karena akses jalan rusak di Pandeglang bukan hanya kali ini saja terjadi. Belum lama ini warga Kampung Lebak Jaha, Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang juga terpaksa ditandu ke Puskesmas lantaran jalan yang sulit dilalui kendaraan.
Sementara itu, dilansir dari akun Instagram resmi milik Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang menilai pemberitaan tentang ibu hamil yang ditandu tidak harus di besar-besarkan. Bahkan seharusnya diapresiasi karena hal tersebut sebagai budaya gotong- royong dari masyarakat dan harus diapresiasi oleh semua pihak.
Lebih lanjut, untuk membangun status kesehatan masyarakat itu tidak dapat diselesaikan oleh hanya satu instansi saja. Akan tetapi oleh semua lintas sektoral.
Terakhir postingan dari Instagram milik Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang mengimbau untuk tidak memperkeruh suasana dan tidak saling menyalahkan serta mengedepankan hal-hal yang positif.
“Dalam kondisi yang terbatas dalam membangun daerah kita (Pandeglang) kita semua harus berperan dalam bidang keahlian masing-masing, dengan budaya gotong royong seperti foto ini, semoga kita semua dapat memajukan daerah yang kita cintai ini, tanah kelahiran kita tanah nenek moyang kita Kabupaten Pandeglang,” tutupnya.
Penulis : Slamet Setya Budi