BASINGBE.com – Beragam cara yang dilakukan oleh para pemudik agar lolos dari penyekatan. Tradisi mudik adalah tradisi tahunan masyarakat Indonesia apalagi menjelang hari raya Idul Fitri.
Pandemi yang tak kunjung berakhir ditambah dengan adanya pos penyekatan dimana – mana membuat para pemudik harus pintar – pintar agar lolos dari pos penyekatan. Namun, tentunya petugas pos penyekatan mempunyai cara tersendiri agar larangan mudik tahun 2021 dapat diterapkan, terlebih yang tidak memenuhi syarat.
Bacaan Lainnya
Berikut cara – cara pemudik agar lolos dari pos penyekatan tentunya tidak untuk ditiru.
Berganti Modus Agar Mulus
Di Pos Penyekatan Bekasi – Karawang para pemudik kerap mengganti modus agar lolos dari pos penyekatan.
“Macam modus dia, ada yang bawa surat dari perusahaan, ada yang bawa surat antigen segala macam. Kemarin ada yang dari klinik, antigennya ada di sini kita ada sediakan, kalau lolos tapi alasan-alasan yang jelas. Terus ada orang tua yang sakitlah, yang sekaratlah, ada. Di Karawang ada yang menyamar jadi ojek,” kata Kapospam Polres Metro Bekasi AKP Albarzani di Pos Penyekatan Bekasi-Karawang, Jalan Kedung Waringin, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (7/5/2021) dilansir dari Detik.com.
Diputar Balik, Pas Balik Lagi Bawa Sayuran
Selain itu, Albarzani mengatakan ada juga modus lainnya yang tak kalah anehnya, yaitu mobil yang pura-pura membawa sayur. Albarzani menduga para pemudik ini mengganti-ganti modus demi lolos dari penyekatan.
“Ada semalam, ada mobil Hardtop kan, tadinya kita cegat, habis itu kita suruh balik, eh yang kedua dia bawa sayur. ‘ini nih yang kita tangkap tadi balik lagi’, dia modusnya diganti-ganti. Kalau nggak lolos dia biasa, nanti dia bawa sayur bawa kol, barang sekarung gitu,” ujarnya.
“(Isi mobilnya) ada empat orang, ada lima orang, ada yang bilang dinas perusahaan. Saya bilang, ‘Udah besok saja, jangan malam ini’. Tapi mencurigakan, yang satu KTP Jawa Tengah, yang satu apa,” tambahnya.
Tetap Disuruh Putar Balik, Karena Dokumen Tidak Lengkap
Kebanyakan dari para Pemudik harus diputar balik karena tidak bisa menunjukkan surat dinas. Sementara itu, Albarzani menemukan kendaraan paling jauh berasal dari daerah Jawa Timur.
“Iya, tapi mereka banyak juga yang nggak menunjukkan surat dinas. Ada yang alasan lupa bawa KTP, misalnya nopolnya E, ‘mau ke mana?’, ‘Mau ke Klari’, KTP-nya KTP Pemalang, dah langsung balik,” ujarnya.
“Kemarin ada Jawa Timur, coba-coba, paling jauh tuh Jawa Timur,” imbuhnya.
Menggunakan Aplikasi Peta di Smartphone
Untuk mudik tahun 2021, tak sedikit para pemudik menggunakan aplikasi peta berbasis android untuk mencari jalan menuju kampung halamannya.
Dilansir dari Detik.com, Wahyu (30) pemudik asal Karawang yang akan pulang kampung ke Jakarta, sebelum bersiap untuk pulang ke kampung halamannya, ia menggunakan aplikasi peta di smartphone untuk mencari jalan alternatif, yang bebas dari penyekatan.
“Ini saya lagi, nyari jalan mas, yang memang bebas dari penyekatan,” kata Wahyu yang seorang barista di sebuah kedai di Karawang, saat diwawancarai, Jum’at (7/5/2021).
Ia berencana akan berangkat besok, menjelang sahur tiba.
“Saya rencana pulang besok mas, pake motor, pas dekat-dekat sahur,” ujarnya.
Dalam fitur aplikasi peta, ia akan menghindari jalan yang berwarna merah, yang kemungkinan besar menurutnya jalan tersebut merupakan jalan yang tengah dilakukan penyekatan.
“Jadi saya akan hindari jalan yang warna merah, yang pastinya di situ lagi ada penyekatan, secara otomatis terjadi kemacetan, di sana,” ungkapnya.
Mari sama – sama untuk kita patuhi protokol kesehatan dan himbauan pemerintah. Tahan mudik untuk saling menjaga, lakukan mudik virtual untuk sementara waktu. Semoga Pandemi lekas berakhir, agar rindu lekas berujung temu.