Aku pernah menemani seseorang dulu, bahkan dalam keadaan tersulitnya pun aku tetap ada. Ia selalu berkata bahwa tak ada yang bisa dibanggakan dari dirinya, ia merasa payah dalam segala hal yang ia lakukan. Tetapi aku tetap bersamanya, bukan semata – mata mengasihaninya—tidak seperti itu.
Aku mendukungnya dalam segala usaha yang ia kerahkan demi membuat ibu dan ayahnya bangga. Aku membantunya ketika ia kesulitan terhadap sesuatu hal kecil, dan ia berkata bahwa aku adalah yang terbaik. Sesederhana itu aku dengannya dulu, seperti aku yang mencintainya dengan sederhana.
Perlahan tapi pasti, ia mulai mendapatkan apa yang telah ia cita – citakan sejak lama. Ia berhasil membuat aku dan juga orang – orang terdekatnya bangga.
Namun kemudian,
Setelah ia berhasil menggapai segalanya, ia memilih pergi dengan tujuannya yang baru; yang pastinya bukan aku.
Tidak—aku tidak beranggapan bahwa ia buruk,
Ia tetap sama bagiku, walau ia pergi meninggalkan. Mungkin, keberadaanku hanya untuk menemani setiap proses perjalanannya, bukan menjadi tujuan akhirnya—tak apa.
Tak usah bertanya perihal seberapa terpuruknya aku setelah ia memutuskan pergi, sebab terlalu sulit bagiku untuk menjabarkannya dalam kata.
-; V.A
#Sajakberbicara